Rabu, 11 Februari 2015

Jatuh yang Teramat....

 Jatuh yg teramat bahagia adalah jatuh cinta. Iya cinta.

Waktu itu kira kira setahun lalu gue diajak untuk mendaki Gunung Abang salah satu gunung di Bali. Gue gak begitu akrab juga sama temen gue yg satu ini. Hari itu hari sabtu akhirnya gue mengiyakan ajakannya. Berhubung waktu itu gue ngerasa jomblo gue udah kelewat batas siapa tau ada seorang pria tampan nan matanya kabur naksir gue.
Pukul 9 malam akhirnya wulan jemput gue di rumah. Dengan tas cerrier milik kakak gue, jaket , lampu yg juga punya kakak gue, iya gue emang gak modal. Gue sangat pede untuk pendakian kali ini. Ini pendakian gue kedua yg pertama gue mendaki Gunung Ijen di Banyuwangi. Sama seperti pendakian sebelumnya pendakian kali ini, gue hanya berbekal nekat dan tekad untuk mendapat pacar *eh gak sih

Waktu di kawah ijen gue juga bertemu pria tinggi, putih,bermata hijau, berambut kribo iya dia bule idaman gue banget waktu kecil untuk di jadikan suami. Maklum lah untuk memperbaiki keturunan. Iya waktu kecil pikiran gue udah sedewasa itu.  Beberapa jam kita berbincang menceritakan liburan dia di Bali dengan bahasa inggris yg amburadul yang mungkin tidak banyak orang bisa mengerti. Malam itu malam panjang buat gue bisa ngobrol sama Jeremi nama bule itu.

Malam itu gue dan wulan tidak langsung berangkat. Kita singgah dulu di rumah temen wulan namanya sulin. Disinlah cerita itu dimulai. Awal berjumpa gue udah tertarik sama dia gue emang gitu kadang bisa jatuh cinta sama orang walau baru semenit berjumpa. 

‘sulin’ kata dia sambil berjabat tangan
‘asmirandah’ goda gue

Ada tawa yg kecil dari kita berdua lalu ada hening yg panjang.

Kira kira pukul sepuluh kita melajutkan perjalanan menuju tempat kita semua berkumpul.
Pukul 12 malam akhirnya kita menuju Penelokan, Kintamani, Bangli titik awal pendakian kita. Sepanjang perjalanan gue gak banyak berbicara gue hanya terpaku pada bintang di bawah langit. Iya bintang di bawah langit julukan yg gue beri untuk lampu lampu rumah warga yg berada di bawah dekat dengan danau. Indah sekali, sama indahnya dengan senyumanmu malam itu*ehbohong kok. 

Ketinggian Gunung Abang ini 2152MDPL, gunung tertinggi ketiga di Bali. ‘lumayan tinggi nih gunung’gumam gue dalam hati. 2 jam berlalu akhirnya kita semua sampa di kaki Gunung Abang. Sebelum melulai pendakian kita semua berdoa demi keselamatan kita semua. Gak lucu kan tiba tiba gue hilang di hutan niat hati nyari pacar eh malah hilang. Tiba tiba muncul di berita dengan judul ‘seorang wanita yg gak cantik cantik banget di temukan tewas dengan hati yg sudah berjamur karena jomblo’ panjang amat.

Satu jam perjalanan semua nampak baik baik saja. Gue dan sulin pun gak pernah ngobrol sepanjang perjalanan. Sejam berikutnya kaki gue dan perut gue udah mulai cenat cenut gak karuan. Perut gue kembung penuh angin angin masa lalu eh salah. Sepanjang perjalanan gue buang buang angin untung aja gak bunyi.Nampaknya pantat gue punya sensor tersendiri. Jadi begini jika ada seseorang yg berjalan tepat di belakang gue maka kentut gue tidak akan berbunyi. Nah kebetulan di belakang gue Sulin sampai saat ini sulin gak tau kalo gue pernah kentutin dia tepat di depan muka kecuali dia baca tulisan ini. huehehehe


Hampir 6 jam gue mendaki dan akhirnya kira kira pukul 8 pagi kita tepat berada di atas Gunung Abang. Ingin rasanya gue berteriak sekencang kencangnya seperti di sinetron tapi gue urungkan saja. Mata gue masih belum bisa diam gue masih memperhatikan pemandangan yg luar biasa. Begini keindahannya




setelah puas memanjakan mata dengan pemandangan alam yg luar biasa akhirnya gue pun tiduran di puncak. Tak ada yg lebih mengasyikkan di banding tiduran di puncak. Gue bisa tidur dimana saja asalkan gue ngantuk beralas tanah sekalipun.Keren kan gue? iya. Beberapa jam di puncak akhirnya kita memutuskan untuk turun. Sampai saat ini pun gue belum banyak berbicara dengan Sulin. 

'ah paling juga gue suka sama Sulin kayak suka sama beberapa cowok sebelumnya' kata gue dalam hati 

Selang beberapa hari dari pendakian Abang di pagi hari itu tiba tiba ada sebuah pesan dari FB. Mata gue masih belekan iler dimana mana gue coba membuka pesan ternyata pesan dari Sulin. Pesan tersebut masih gue anggap biasa. yang menjadi tidak biasa adalah sudah beberapa hari ini kita jadi lebih intens mengirim pesan lewat FB. Sampai akhirnya di meminta nomer telpon gue, tanpa pikir panjang geu pun memberikannya. Obrolan pun berlanjut melalui pesan singkat. Ketika kita sedang PDKT kita tidak boleh kehabisan akal untuk mencari topik yang bicarakan dari mulai lo makan nasi apa gak, sampe warna eek lo apa . semua terasa penting ketika kita sedang pdkt.

'ris besok sibuk gak ? keluar yuk ? pesan singkat dari dia

 Sebagai wanita dilarang keras untuk langsung meng iyakan ajakan gebetan.

'kemana?' tanya gue
'ke angkringan' jawab dia 
'oke aku bisa jemput ya di rumah' jawab gue.

Gue emang lemah dalam basa basi, gue langsung mengiyakan saja ajakannya.

Malam pun tiba, gue deg degan setengah mampus. Gue kebelet boker, gue pingin pipis, kepala gue pusing, gue diare, gue pingin nari piring *oke ini berlebihan. Sebagai seorang jomblo yg sudah karatan nan jamuran diajakin keluar sama gebetan adalah prestasi yg luar biasa untuk jomblo seperti gue. Akhirnya dia pun tiba. 

Sepanjang perjalanan kami mengobrol banyak hal. Malam itu dia tidak terlalu cepat mengendarai motor ini tanda bahwa dia tidak ingin cepat cepat berpisah . Malam itu malam yg sangat panjang buat gue banyak senyum di antara kita. Malam yg sama indahnya ketika gue melihat bintang di bawah langit. 

Beberapa kali kita keluar untuk sekedar ngobrol atau makan. Dan tibalah malam itu. Tepat bulan Maret di tempat biasa kita makan. Dia akhirnya nembak gue. Iya nembak gue sampe gue jatuh,jatuh yg teramat bahagia yaitu jatuh cinta. Kita masih pacaran sampai detik ini dan banyak hal- hal absurd yg gue alami sama dia. Kita juga makin sering jalan jalan. Dan gue masih ingin 'berjalan bersama' entah sampai kapan.