Senin, 30 September 2013

Katakan Bila

Suara kicau twiter beradu dengan suara si burung di pagi hari. Yah sudah pasti itu menstion dari mu Rio. Ketika kamu memutuskan untuk perlahan-lahan pergi sejak itu juga aku memutuskan untuk menanggalkan rasa ini bukan meninggalkan. Tak seperti biasanya aku slalu bersemangat jika itu menstion dari mu tapi kali ini aku tak ingin membalasnya.

Pagi ini secangkir kopi dan lagu  "the one - maliq and the essential" seakan mengerti apa maksud hati.

sepenuh rasa aku menginginkanmu 
aku di sini untuk memilikimu
katakan bila itu bukan maumu 
karna ku kini tak dapat berpindah ke hati yg lain

Sepenggal lirik yang seakan mewakili hati. Memang benar jika itu bukan maumu untuk aku berada di sampingmu mengapa tak kau ucapkan dari dulu. Apa memang begini caramu memperlakukan hati kau tarik ulur  lalu kau abaikan dan akhirnya jatuh iya jatuh , kamu bahkan tau bahwa jatuh itu sakit, iya aku sudah terlalu lama sakit sampai-sampai aku menikmati rasa sakit ini.   

Entahlah sudah habis daya ini menunjukkan padamu ada cinta yang tulus.Katakan bila hanya mempermainkan ku itu mau mu, aku tak akan sedalam ini jatu cinta bahkan untuk merindukanmu pun aku tak mau. Kamu tak perlu merasakan apa yang aku rasakan. Cukup aku saja. ya "cukup aku saja" wanita yang kau permainkan.
 Sepenuh rasa
Aku menginginkanmu
Aku disini
Untuk memilikimu
Katakan bila
Itu bukan maumu
Karna ku tak dapat berpindah ke hati yang lain

http://musiklib.org/Maliq_And_D_Essentials-The_One-Lirik_Lagu.h

Kamis, 26 September 2013

Senja

Senja manis di pantai kuta. Entahlah mengapa aku slalu merindukan pantai ini. Alunan ombak seakan menyatu dengan indahnya alunan musik slow di salah satu cafe. Desiran angin membelai halus wajah ini. turis - turis sibuk mengabadikan sunset sesekali terdengar teriakan "wah keren ya sunsetnya" hal yang biasa aku dengar.

Setahun sudah seperti ini sendiri. Sejak keputusan mu meninggalkan ku, aku rela melepaskan mu yang kini tlah bahagia bersamanya. Bukan aku tak akan mengungkit mu lagi dalam lamunanku sore ini bersama senja. Aku hanya saja tak habis pikir dengan seseorang yang beberapa bulan dekat dengan ku. Entahlah sampai saat ini belum ada hubungan khusus di antara kami. Kami slalu berkomunikasi via sms atau pun jejaring sosial. Iya kita berkenalan melalui dunia maya. Aku sama sekali tak pernah tau bagaimana rupa asli Rio, yang aku tau hanya fotomu di salah satu jejaring sosial.

Mengapa cinta sesederhana ini. aku bisa jatuh cinta dengan mu seseorang yang jauh disana yang belum pernah aku lihat rupanya. beberapa pria pernah ku temui bahkan lebih tampan tapi kenapa hati ini hanya tertuju padamu.

Matahari mulai tenggelam aku masih saja membayangkan seandainya kamu ada disini bersamaku memandang indah sunset di kuta tertawa bersama bahkan aku hanya ingin meminjam bahumu untuk sekedar melepaskan semua beban ini, seandainya.

Sempat berpikir untuk meninggalkanmu tapi semua itu tak semudah meritweet status mu. Terlalu sulit karna apa? karna kamu . iya kamu terlalu sering menarik ulur hati ini seperti layangan. Hey aku ingin kepastian.
Apa kamu tak membacanya? iya beberapa tulisan ku untuk mu . aku yakin kamu membacanya , tapi kamu tak mencoba menjadi aku sebagai penulisnya.

Saat ini alunan lagu Endah & Rhesa "When You Love Someone"  menemani lamunanku.

I  love you but it's not so easy to make you here with me 
I wanna touch and hold you forever 
But you're still in my dream 

ahh benar apa kata lirik ini "aku mencintaimu tapi ini tak mudah untuk membuat mu disini bersama ku".

Minggu, 22 September 2013

Sesimple Ini?


Cinta itu jatuh dari mata turun ke hati. Itu kata sebagian orang
Sebagian lagi berkata, cinta itu jatuh dari tweet turun ke hati. Lain lagi yang ini cinta itu dari ava turun ke hati.
Jadi, terserah deh devinisi mereka tentang cinta . tapi devinisi dari gue cinta itu adalah “ ketika aku jatuh cinta ke kamu tanpa syarat dan tanpa alasan”. Alamak bahasa gue

Satu kisah lagi dari gue tentang betapa absurdnya hidup gue.

Sebuah cerita yang gue alami tanpa syarat untuk menjadi indah. Sebuah cerita yang mengalir begitu saja tanpa gue tau siapa yang memulainya lebih dulu.

Gue lupa gimana awalnya kita kenalan yang jelas berkat si kampret twitter dan facebook segalanya jadi lebih mudah dan mungkin terjadi.

Namanya Akbar. Iya mungkin kalian yang jadi temen gue di twiiter udah gak asing dengan nama ini, sering banget muncul di timeline. Awal kenalan dimulai dari facebook berlanjut ke twiiter. Gue pertama follow dia di twitter, karna apa? karna gue penasaran sama ini makhluk. Penasaran adalah sebuah candu yang setiap hari dosisnya terus meningkat.
                                        seperti itu mungkin kalo  digambarkan

Kita sering mensyenan sering bahkan terlalu sering sampe twitter limit. Gue slalu ketawa kalo mensyenan sama dia entah mengapa. Ah bahkan gue masih inget beberapa janji yang lo bilang ke gue entah itu bercandaan atau serius. Pokoknya apapun tentang lo gue slalu inget *ciieee

Kita jalani cerita ini terus terus semakin serius. Eh ini beneran serius, nulis ini aja muka gue serius seserius gue boker.

Berkat si Akbar beberapa bulan lalu gue punya rutinitas untuk ngucapin “Selamat Pagi” setiap baru bangun begitu juga dia entah lewat sms atau sekedar mensyen. Semua masih terasa indah, kita masih sering chating. Pada akhirnya timbullah pribahasa “witing tresno jalaran soko kulino” yang artinya “cinta karena terbiasa”. Semua hal yang terbiasa dilakukan akan terasa nyaman pada akhirnya. Iya begitu juga gue, gue terlalu nyaman dengan keadaan seperti ini terlalu nyaman sampe gue gak mau pergi dari keadaan ini sampai sekarang. Oh setidaknya sampe gue nulis ini.

Satu hal yang gue kangenin dari dia suaranya. Pertama kali nelpon, gue kaget apa jangan-jangan si Akbar ini perempuan yang nyamar jadi laki-laki atau remaja pria bersuara kewanita-wanitaan Alllahualam. Gini ya suaranya si Akbar kalo nelpon  kayak cewek baru pubertas, eh serius. Mungkin karena Akbar ini orang sunda jadi suaranya halus banget. Susah bedain Akbar sama mbak-mbka MCD suaranya sama-sama halus. oh iya si Akbar ini tinggal di tempatnya mak erot iya tukang manjangin titit itu iya di Sukabumi. Abaikan soal titit.

Gue inget banget dia pernah bilang
“gue disangka pacaran sama lo sama temen-temen gue”
“sama aku juga disangka pacaran sama kamu, tanggung jawab nikahin aku sekarang bawa aku ke penghulu” eh salah salah salah fokus.

Dikelas gue disangka pacaran sama akbar. Sampe-sampe pas kelulusan baju putih gue full namanya akbar. Alay beuds temen-temen gue.

Karena saking seringnya kita komunikasi bahkan setiap hari akhirnya terjadilah kebosanan yang amat sangat. Begini menurut pengalaman gue “saking seringnya seseorang berkomunikasi maka tingkat kebosanan seseorang akan menjadi-jadi’ dan pada akhirnya karena kebosanan itulah kita jarang komunikasi sampe sekarang. Duilang lagi ya sampai sekarang. Apa? Lagi sekali sampai sekarang.

Tapi baru kemaren gue ngirim paket ke dia dan diterima dengan selamat. Karna gue gak pernah ngirim paket alhasil bapak gue mulai curiga dan petanyaan seperti ini yang buat puyeng
  
“dek itu paket mau dikirim ke siapa? Kok peduli banget sama dia? Emang dia siapa kamu?”

JEDERR!!! Gue diem sebentar sambil mikir. Iya ya Akbar ini siapa gue? Kenapa gue sampe segininya sama dia? Gimana kalo semuanya sia-sia? gimana kalo dia anggap ini semua modus bukan tulus?

“itu paket buat temen yang jauh disana pak”

Jawaban yang terlalu simple. Sesimple kisah ini dan sesimple cinta tanpa alasan.